Selasa, 10 September 2013

Penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan



Menulis : Penerapan EYD tentang Penggunaan Huruf Kapital dan Huruf Miring

a.   Huruf Kapital
      1.   Huruf Kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
Misalnya :
Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”
Bapak menasihatkan, "Berhati-hatilah, Nak!"
"Besok pagi," kata Ibu, "dia akan berangkat."

2.   Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan.
Misalnya :
Allah, Yang Mahakuasa, Yang Maha Pengasih, Alkitab, Quran, Weda,  Islam, Kristen.
Tuhan akan menunjukkan jalan yang benar kepada hamba-Nya.
Bimbinglah hamba-Mu, ya Tuhan, ke Jalan yang Engkau beri rahmat.

3.   Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang,
Contoh : Sutan Takdir, Raden Wijaya, Nabi Isa.

4.   Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya :
Wakil Presiden Adam Mali, Perdana Menteri Nehru, Profesor Supomo, Laksamana Muda Udara Husein Sastranegara, Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian, Gubernur Irian Jaya.

5.   Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.
Misalnya :
Amir Hamzah, Dewi Sartika, Wage Rudolf Supratman, Halim Perdanakusumah, Ampere.

6.   Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa besar.
Misalnya :
tahun Hijriah, tarikh Masehi, bulan Agustus, bulan Maulid, hari Jumat, hari Galungan, hari Lebaraan, hari Natal, Perang Candu, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
7.   Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama ganti geografi.
Misalnya :
Asia Tenggara, Banyuwangi, Bukit Barisan, Cirebon, Danau Toba, Dataran Tinggi Dieng, Gunung Semeru, Jalan Diponegoro, Jazirah Arab, Kali Brantas, Lembah Baliem, Ngarai Sianok, Pegunungan Jayawijaya, Selat Lombok, Tanjung Harapan, Teluk Benggala, Terusan Suez.
8.   Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan.
Misalnya :
"Kapan Bapak berangkat?" tanya Harto.
Adik bertanya, "Itu apa, Bu?"
Surat Saudara sudah saya terima.
"Silakan duduk, Dik!" kata Ucok.
Besok Paman akan datang.
Mereka pergi ke rumah Pak Camar.
Para ibu mengunjungi Ibu Hasan.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekrabatan yang tidak dipakai dalam pengacuan atau penyapaan.
Misalnya :
Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.

b.   Huruf Miring
      Huruf miring atau garis bawah dipakai untuk
1.   Penulisan nama buku, nama majalah, dan nama surat kabar.
Misalnya:
Saya sudah membaca Bumi Manusia karangan Pramoedya Ananta Toer. Orangtuanya mengetahui berita kematian anaknya setelah membacanya harian Kompas tadi pagi.
2.   Penulisan kata atau istilah asing dan ilmiah yang belum diserap ke dalam bahasa Indonesia.
Misalnya :
Kata tersebut sebagai padanan bahasa Inggirs impact.
Ditengarai perjudian di daerah itu di-back up oleh pihak berwajib.
3.   Penulisan kata yang ditegaskan atau dipentingkan dalam kalimat.
Misalnya:
Carilah arti kata pagu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Sayangnya kata mangkus kurang memasyarakat.

Penerapan EYD tentang Pemakaian Tanda Baca dan Penulisan Bilangan
a.  Pemakaian tanda baca
(1)   Tanda Titik (.)
Tanda titik tidak dipakai dibelakang (1) alamat pengirim dan tanggal surat atau (2) nama dan alamat penerima surat.
misalnya :
Jalan Diponegoro 82
Jakarta

1 April 1985
Yth.Sdr.Moh.Hasan
Jalan Arif 43
Palembang
Atau :
Kantor Penempatan Tenaga (tanpa titik)
Jalan Cikini 71 (tanpa titik)
Jakarta

(2)   Tanda Koma (,)
a.   Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan. Contoh :
Saya membeli tas, pena, dan tinta.
b.   Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi, melainkan, sedangkan.
Misalnya :
Saya ingin datang, tetapi hari hujan.
Didi bukan anak saya, melainkan anak Pak Kasim.
c.   Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
Misalnya :
Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.
d.   Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimat.
Misalnya :
Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
Dia lupa akan janjinya karena sibuk.
Dia tahu bahwa soal itu penting.
e.   Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat; termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun, begitu, akan tetapi.
Misalnya :
Oleh karena itu, kita harus berhati-hati.
Jadi, soalnya tidak semudah itu.
f.   Tanda koma dipakai untuk memisahkan tanda petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Misalnya :
Kata Ibu, "Saya gembira sekali."
"Saya gembira sekali," kata Ibu, "karena kamu lulus."
g.   Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Misalnya :
B.Ratulangi, S.E.
Ny Khadijah, M.A.
h.   Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi,
 Misalnya :
Guru saya, Pak Ahmad, pandai sekali.
Di daerah kami, misalnya, masih banyak orang laki-laki yang makan sirih.
Semua siswa, biak yang laki-laki maupun yang perempuan, mengikuti latihan paduan suara.

(3)   Tanda hubung (-)
a.   Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Misalnya : anak-anak, berulang-ulang, kemerah-merahan
b.   Tanda hubung boleh dipakai untuk memperjelas (i) hubungan bagian-bagian kata atau ungkapan, dan (ii) penghilangan bagian kelompok kata.
misalnya :
be-revolusi, dua puluh lima-ribuan (20 x 5000)
bandingkan
be-revolusi, dua-puluh-lima-ribuan (1 x 25000) dua-puluh-lima ribuan (25 x 1000)
c.   Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (i) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, (ii) ke- dengan angka, (iii) angka dengan -an, (iv) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (v) nama jabatan rangkap.
Misalnya : se-Indonesia, se-Jawa Barat, hadiah ke-2, tahun 50-an, mem-PHK-kan, hari-H, sinar-X; Menteri-Sekretaris Negara.
d.   Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa indonesia dengan unsur bahasa asing.
Misalnya : di-smash, pen-tackle-an

Tidak ada komentar:

Posting Komentar