Kamis, 05 September 2013

Pemahaman Penulisan Kata

Pemahaman Penulisan Kata

1.   Kata Dasar
      Kata dasar merupakan kata yang masih asli.
      Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu satuan.
          Misalnya :
- Ibu percaya engkau tahu.
- Kantor pajak penuh sesak.
- Buku itu buku baru.

contoh diatas  terdapat 4 kata dasar.

2.   Kata Turunan
      Kata turunan merupakan kata yang sudah mengalami penambahan.
a.   Imbuhan (awalah, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasar.
Misalnya :
bergetar
dibiayai
diperlebar
mempermainkan
menengok




b.   Awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata bentuk dasarnya berupa gabungan kata.
Misalnya :
bertepuk tangan
garis bawahi
menganak sungai
sebar luaskan

c.   Kalau bentuk dasar berupa gabungan kata dan sekaligus mendapatkan awalan dan akhiran, maka kata-kata itu ditulis serangkai.
Misalnya :
memberitahukan
mempertanggungjawabkan
dilipatgandakan
penghancurleburan

d.   Kalau salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya :
amoral
antarkota
bikarbonat
catur tunggal
ekstrakurikuler
infrastruktur
nonkolaborasi
subseksi
swadaya
telepon
transmigrasi
tritunggal
tunanetra
ultramodern

catatan :
a.   Bila bentuk terikat tersebut diikuti oleh kata yang huruf awalnya huruf besar, di antara kedua unsur itu dituliskan tanda hubung (-).
Misalnya :
Non-indonesia
pan-Afrikanisme
Meng-Indonesia-kan

b.   Maha sebagai unsur gabungan kata ditulis serangkai kecuali jika diikuti oleh kata yang bukan kata dasar.
Misalnya :
- Di daerah ia benar-benar "mahakuasa".
- Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih.
- Semoga Yang Mahakuasa memberkahi usaha Anda.

Seperti Mahakasih, Mahaesa, Mahamulia.
Jika diberi imbuhan maka dipisah seperti Maha pengasih.


3.   Kata Ulang
Bentuk kata ulang ditulis secara lengkap dangan menggunakan tanda hubung (-).
Misalnya :
Buku-buku
Centang-perentang
Dibesar-besarkan
Gerak-gerik
Lauk-pauk
Mata-mata
Menulis-nulis
Laba-laba

Bentuk kata ulang ada 3 yaitu :
(1) Kata ulang utuh
      Contoh :
anak menjadi anak-anak
mata menjadi mata-mata
(2) Kata ulang berimbuhan
Contoh :
bermain-main
berjalan-jalan
(3)  Kata ulang berubah bunyi
Contoh :
Sayur menjadi sayur-mayur
gerak menjadi gerak-gerik



Catatan kecil :
Ada yang mengatakan bahwa kata "cumi-cumi, kupu-kupu, dan laba-laba"  dikatakan sebagai kata ulang semu (soalnya tidak memiliki kata dasar.) tetapi ada juga yang mengatakan bukan kata ulang semu.



4.   Gabungan Kata
a.   Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, bagian-bagiannya umumnya ditulis berpisah.
Misalnya :
duta besar
kambing hitam
kereta api cepat luar biasa
mata pelajaran
meja tulis
model linear
kereta api
meja hijau
kepala sekolah

b.   Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan salah baca, dapat diberi tanda hubung untuk menegaskan pertalian di antara unsur yang bersangkutan.
Misalnya :
alat pandang-dengar
anak-istri
buku sejarah-baru
dua-sendi

buku sejarah-baru artinya buku sejarah yang baru
buku-sejarah baru artinya sejarahnya yang baru.


c.   Gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata di tulis serangkai.
Misalnya :
akhirulkalam
bilamana
bumiputra
daripada
halahbilhalal
sendratari
silaturahmi

5.   Kata Ganti ku, kau, mu, dan nya
Kata ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan kata mengikutinya; ku, mu, dan nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
misalnyal :
Apa boleh yang kumiliki boleh kauambil.
Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di perpustakaan.

Kata ganti dibedakan menjadi 3, yaitu :
- Kata ganti orang pertama
   contoh : aku, ku, dan saya.
- Kata ganti orang kedua
   contoh kamu, kau, dan anda.
- Kata ganti orang ketiga
   contoh : dia, -nya

6.  Kata Depan di, ke, dan dari
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di dalam gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada.

        Di dan ke sebagai kata imbuhan maka penulisan digabung seperti : dimakan.
        Di dan ke sebagai kata depan maka penulisan dipisah seperti : di rumah.


Misalnya:
Adik pergi ke luar negeri.
Bermalam sajalah di sini.
Di mana ada Siti, di situ ada Sidin.

Perhatikan penulisan berikut :
Jangan mengesampingkan persoalan yang penting itu.
Kami percaya sepenuhnya kepadanya.
Ia keluar sebentar.
Kemarikan buku itu!

7.   Kata si dan sang
Kata si dan Sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya : Harimau itu marah sekali pada sang Kancil.

8.   Partikel
a.   Partikel lah, kah, dan tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya :
1.  Apakah yang tersirat dalam surat itu?
2.  Bacalah buku itu baik-baik!
3.  Jakarta adalah ibu kota Republik Indonesia. Siapakah gerangan dia?

b.  Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Misalnya :
1.  Apa pun yang dimakannya, ia tetap kurus.
2.  Hendak pulang pun, sudah tak ada kendaraan.
3.  Jangankan dua kali, satu kali pun engkau belum pernah datang ke rumahku.
Kelompok kata berikut, yang sudah dianggap padu dan benar, di tulis serangkai : adapun, andaipun, ataupun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun, sungguhpun, walaupun.
Misalnya :
Adapun sebab-sebabnya belum diketahui.
Bagaimanapun juga akan dicobanya menyelesaikan tugas itu.
Sekalipun belum memuaskan, hasil pekerjaannya dapat dijadikan pegangan.

c.   Partikel per yang berarti 'mulai', 'demi', 'tiap' ditulis terpisah dari bagian-bagian kalimat yang mendampinginya.
Misalnya :
*) Harga kain itu Rp2.000,00 per helai.
Partikel per dalam kalimat diatas artinya tiap.
*) Mereka masuk ke dalam ruangan satu per satu
Partikel per dalam kalimat diatas artinya demi.
*) Pegawai negeri mendapat kenaikan gaji per 1 April.
Partikel per dalam kalimat diatas artinya mulai.


Penulisan Lambang Bilangan dan Angka
1.   Penulisan lambang bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut.
Misalnya :
Paku Burwono X;   pada awal abad XX ;   dalam kehidupan pada abad ke-20 ini ;   lihat bab II, pasal 5 ;   dalam bab ke-2 itu ;  di tingkat ke-2 itu ;  kantor di tingkat II itu.
2.   Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara berurutan, seperti dalam perincian dan pemaparan.
Misalnya :
Amir menonton drama itu sampai tiga kali.
Ayah memesan tiga ratus ekor ayam.
Di antara 72 anggota yang hadir, 52 orang setuju, 15 orang tidak setuju, dan orang memberikan suara blangko.
Kendaraan yang ditempah untuk pengangkutan umum terdiri atas 50 bus, 1000 helicak, 100 bemo.

3.   Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu, susunan kalimat diubah sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata tidak terdapat pada awal kalimat.
Misalnya :
Lima belas orang tewas dalam kecelakaan itu.
          Pak Darmo mengundang 250 orang tamu.


Imbuhan awalan contohnya :
* ber-.
* me-n.
      Terbagi atas beberapa : mem-, meng-, meny-, dan mem-.
* ter-.
* pe-n.

Pen- itu imbuhan kata benda


Imbuhan sisipan contohnya :
* -el-.
      Pada kata "gigi" ditambahkan "-el-" menjadi geligi.
* -em-.
      Pada kata "getar" ditambahkan "-em-" menjadi gemetar.
* -er-.
      Pada kata "rumput" ditambahkan "-er-" menjadi rerumputan.

Imbuhan akhiran contohnya :
* -kan.
* -an.
* -i.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar