Pemahaman Penulisan Kata
1. Kata Dasar
Kata dasar
merupakan kata yang masih asli.
Kata yang
berupa kata dasar ditulis sebagai satu satuan.
Misalnya :
- Ibu percaya engkau tahu.
- Kantor pajak penuh sesak.
- Buku itu buku baru.
contoh diatas terdapat 4 kata
dasar.
2. Kata
Turunan
Kata
turunan merupakan kata yang sudah mengalami penambahan.
a. Imbuhan
(awalah, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasar.
Misalnya :
bergetar
dibiayai
diperlebar
mempermainkan
menengok
b. Awalan atau
akhiran ditulis serangkai dengan kata bentuk dasarnya berupa gabungan kata.
Misalnya :
bertepuk tangan
garis bawahi
menganak sungai
sebar luaskan
c. Kalau
bentuk dasar berupa gabungan kata dan sekaligus mendapatkan awalan dan akhiran,
maka kata-kata itu ditulis serangkai.
Misalnya :
memberitahukan
mempertanggungjawabkan
dilipatgandakan
penghancurleburan
d. Kalau salah
satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu
ditulis serangkai.
Misalnya :
amoral
antarkota
bikarbonat
catur tunggal
ekstrakurikuler
infrastruktur
nonkolaborasi
subseksi
swadaya
telepon
transmigrasi
tritunggal
tunanetra
ultramodern
catatan :
a. Bila bentuk
terikat tersebut diikuti oleh kata yang huruf awalnya huruf besar, di antara
kedua unsur itu dituliskan tanda hubung (-).
Misalnya :
Non-indonesia
pan-Afrikanisme
Meng-Indonesia-kan
b. Maha
sebagai unsur gabungan kata ditulis serangkai kecuali jika diikuti oleh kata
yang bukan kata dasar.
Misalnya :
- Di daerah ia benar-benar "mahakuasa".
- Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha
Pengasih.
- Semoga Yang Mahakuasa memberkahi usaha Anda.
Seperti Mahakasih, Mahaesa, Mahamulia.
Jika diberi imbuhan maka dipisah seperti Maha
pengasih.
3. Kata Ulang
Bentuk kata ulang ditulis secara lengkap dangan menggunakan tanda
hubung (-).
Misalnya :
Buku-buku
Centang-perentang
Dibesar-besarkan
Gerak-gerik
Lauk-pauk
Mata-mata
Menulis-nulis
Laba-laba
Bentuk kata ulang ada 3 yaitu :
(1) Kata ulang utuh
Contoh :
anak menjadi anak-anak
mata menjadi mata-mata
(2) Kata ulang berimbuhan
Contoh :
bermain-main
berjalan-jalan
(3) Kata ulang berubah bunyi
Contoh :
Sayur menjadi sayur-mayur
gerak menjadi gerak-gerik
Catatan kecil :
Ada yang mengatakan bahwa kata "cumi-cumi,
kupu-kupu, dan laba-laba" dikatakan sebagai kata ulang semu (soalnya
tidak memiliki kata dasar.) tetapi ada juga yang mengatakan bukan kata ulang
semu.
4. Gabungan
Kata
a. Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus,
bagian-bagiannya umumnya ditulis berpisah.
Misalnya :
duta besar
kambing hitam
kereta api cepat luar biasa
mata pelajaran
meja tulis
model linear
kereta api
meja hijau
kepala sekolah
b. Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang
mungkin menimbulkan salah baca, dapat diberi tanda hubung untuk menegaskan
pertalian di antara unsur yang bersangkutan.
Misalnya :
alat pandang-dengar
anak-istri
buku sejarah-baru
dua-sendi
buku sejarah-baru artinya buku sejarah yang baru
buku-sejarah baru artinya sejarahnya yang baru.
c. Gabungan kata yang sudah dianggap sebagai
satu kata di tulis serangkai.
Misalnya :
akhirulkalam
bilamana
bumiputra
daripada
halahbilhalal
sendratari
silaturahmi
5. Kata Ganti
ku, kau, mu, dan nya
Kata ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan kata
mengikutinya; ku, mu, dan nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
misalnyal :
Apa boleh yang kumiliki boleh kauambil.
Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di perpustakaan.
Kata ganti dibedakan menjadi 3, yaitu :
- Kata ganti orang pertama
contoh : aku,
ku, dan saya.
- Kata ganti orang kedua
contoh kamu,
kau, dan anda.
- Kata ganti orang ketiga
contoh : dia,
-nya
6. Kata Depan
di, ke, dan dari
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata
yang mengikutinya, kecuali di dalam gabungan kata yang sudah dianggap sebagai
satu kata seperti kepada dan daripada.
Di dan ke
sebagai kata imbuhan maka penulisan digabung seperti : dimakan.
Di dan ke
sebagai kata depan maka penulisan dipisah seperti : di rumah.
Misalnya:
Adik pergi ke luar negeri.
Bermalam sajalah di sini.
Di mana ada Siti, di situ ada Sidin.
Perhatikan penulisan berikut :
Jangan mengesampingkan persoalan yang penting itu.
Kami percaya sepenuhnya kepadanya.
Ia keluar sebentar.
Kemarikan buku itu!
7. Kata si dan
sang
Kata si dan Sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya : Harimau itu marah sekali pada sang Kancil.
8. Partikel
a. Partikel
lah, kah, dan tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya :
1. Apakah yang tersirat dalam
surat itu?
2. Bacalah buku itu baik-baik!
3. Jakarta
adalah ibu kota Republik Indonesia. Siapakah gerangan dia?
b. Partikel pun
ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Misalnya :
1. Apa pun yang
dimakannya, ia tetap kurus.
2. Hendak
pulang pun, sudah tak ada kendaraan.
3. Jangankan
dua kali, satu kali pun engkau belum pernah datang ke rumahku.
Kelompok kata berikut, yang sudah dianggap padu dan benar, di tulis
serangkai : adapun, andaipun, ataupun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun,
kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun, sungguhpun, walaupun.
Misalnya :
Adapun sebab-sebabnya belum diketahui.
Bagaimanapun juga akan dicobanya menyelesaikan tugas itu.
Sekalipun belum memuaskan, hasil pekerjaannya dapat dijadikan pegangan.
c. Partikel
per yang berarti 'mulai', 'demi', 'tiap' ditulis terpisah dari bagian-bagian
kalimat yang mendampinginya.
Misalnya :
*) Harga kain itu Rp2.000,00 per
helai.
Partikel per dalam kalimat diatas artinya tiap.
*) Mereka masuk ke dalam ruangan satu per
satu
Partikel per dalam kalimat diatas artinya demi.
*) Pegawai negeri mendapat kenaikan gaji per
1 April.
Partikel per dalam kalimat diatas artinya mulai.
Penulisan Lambang Bilangan dan Angka
1. Penulisan
lambang bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut.
Misalnya :
Paku Burwono X; pada awal abad
XX ; dalam kehidupan pada abad ke-20
ini ; lihat bab II, pasal 5 ; dalam bab ke-2 itu ; di tingkat ke-2 itu ; kantor di tingkat II itu.
2. Lambang
bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf
kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara berurutan, seperti dalam
perincian dan pemaparan.
Misalnya :
Amir menonton drama itu sampai tiga kali.
Ayah memesan tiga ratus ekor ayam.
Di antara 72 anggota yang hadir, 52 orang setuju, 15 orang tidak
setuju, dan orang memberikan suara blangko.
Kendaraan yang ditempah untuk pengangkutan umum terdiri atas 50 bus,
1000 helicak, 100 bemo.
3. Lambang
bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu, susunan kalimat
diubah sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata
tidak terdapat pada awal kalimat.
Misalnya :
Lima belas orang tewas dalam kecelakaan itu.
Pak Darmo mengundang 250
orang tamu.
Imbuhan awalan contohnya :
* ber-.
* me-n.
Terbagi
atas beberapa : mem-, meng-, meny-, dan mem-.
* ter-.
* pe-n.
Pen- itu imbuhan kata benda
Imbuhan sisipan contohnya :
* -el-.
Pada kata
"gigi" ditambahkan "-el-" menjadi geligi.
* -em-.
Pada kata
"getar" ditambahkan "-em-" menjadi gemetar.
* -er-.
Pada kata
"rumput" ditambahkan "-er-" menjadi
rerumputan.
Imbuhan akhiran contohnya :
* -kan.
* -an.
* -i.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar