Puisi
Anda akan menganalisi unsur-unsur yang terkandung dalam puisi. Salah satunya ialah mengenai citraan. Dengan demikian, anda akan lebih Memahami isi puisi yang anda baca atau anda dengar.
Penyair menciptakan sebuah puisi mungkin bermula dari kesan tak terlupakan dari sebuah realita kehidupan yang dilihatnya. Kesan yang mendalam itu setelah direnungkan lalu dikembangkan dengan imajinasinya. Selanjutnya, ia mengungkapkannya dalam pilihan kata (diksi) yang sesuai.
Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang mengalami perkembangan sangat pesat sesuai dengan pengaruh yang datang dari barat. Karya puisi yang saat ini berkembang tidak terikat lagi oleh aturan-aturan penulisan seperti halnya pada penuliasan lama. Puncak perubahan secara mendasar dalam puisi terjadi pada angakatan 45, terutama dipelopori oleh Chairil Anwar. Ikatan puisi lama sudah ditinggalkan. Kalau puisi lama masih mementingkan bentuk dari fisik puisi, puisi modern lebih mementingkan makna atau bentuk batin puisi.
Pada hakikatnya struktur puisi terbagi menjadi dua macam, yaitu:
1. Struktur Fisik
Struktur fisik, meliputi diksi (diction), kata konkret (the concentrate word), majas (figurative language), dan bunyi yang menghasilkan rima dan ritma.
2. Struktur Batin
Struktur batin puisi meliputi pencitraan perasaan (feeling), tema (sense), nada (tone), dan amanat (attention).
Tema adalah pokok permasalahan yang disajikan dalam sebuah puisi. Tema biasanya berkaitan dengan masalah-masalah manusia, misalnya tentang kebudayaan, moral, atau sosial.
Amanat puisi adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang oleh pembaca puisi, misalnya pesan untuk menjalankan perintah Tuhan, menghargai pahlawan, menghormati orang tua, dan sebagainya.
Suasana adalah keadaan yang menyertai kejadian, peristiwa, atau hal-hal yang diungkapkan dalam puisi. Selain unsur-unsur puisi diatas, dalam puisi juga ada penggunaan kata-kata bermajas, berkonotasi, dan berlambang.
Majas juga disebut gaya bahasa. Ada bermacam-macam majas, diantaranya:
1. Personifikasi, yaitu majas yang menggunakan kata-kata benda mati dikatakan hidup.
Contohnya: Nyiur melambai-lambai di tepi pantai.
2. Metafora, yaitu majas yang menggunakan kata-kata untuk menggantikan nama benda yang mempunyai sifat sama.
Contohnya: Dewi malam bersinar terang.
3. Hiperbola, yaitu majas yang menggunakan kata-kata berlebih-lebihan.
Contohnya: Ayah membanting tulang untuk menghidupi keluarga.
4. Litotes, yaitu majas yang menggunakan kata-kata untuk merendahkan diri.
Contohnya: Singgahlah ke gubuk kami.
5. Sinekdoks Pars Pro Toto, yaitu majaas yang menggunakan kata-kata yang menyebut sebagian untuk seluruhnya.
Contohnya: Batang hidungnya tak pernah kelihatan.
6. Sinekdoks Totem Pro Parte, yaitu majas yang menggunakan kata-kata yang menyebut seluruhnya untuk sebagian.
Contohnya: Indonesia menjadi juara Olimpiade.
7. Ironi, yaitu majas yang menggunakan kata-kata untuk menyindir.
Contohnya: Bersih sekali kelas ini, pasti tidak pernah disapu.
Selain majas, konotasi dan lambing, dalam puisi terdapat citraan. Citraan yaitu penangkapan makna puisi oleh indra manusia, seperti pendengaran, penciuman, perasaan, dan penglihatan.
Singkatnya
Isi puisi terdiri atas hal-hal berikut.
- Tema, yaitu gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair melalui puisinya.
- Nada, yaitu pengungkapan sikap penyair terhadap pembaca.
- Perasaan, yaitu ungkapan perasaan penyair.
- Amanat, yaitu kesan yang ditangkap pembaca setelah membaca puisi.
Pelafalan
Pelafalan adalah pengucapan bunyi bahasa.
Intonasi
Intonasi atau irama adalah gelombang turun naik, keras lembut, dan panjang pendek suara atau bunyi bahasa.
Ekspresi
Ekspresi terdiri atas mimik dan kinesik. Mimik merupakan perubahan atau ekspresi raut muka seseorang. Sementara itu, kinesik adalah gerak tangan dan tubuh untuk berkomunikasi.
Selain pemahaman di atas, hal yang sebaiknya juga kita pahami sehubungkan dengan puisi adalah citraan. Citraan atau pengimajian merupakan unsur puisi yang harus dipahami dalam rangka mendapatkan makna yang utuh dari puisi yang kita baca. Citraan atau imaji dapat diartikan sebagai suatu penggambaran pengalaman yang berhubungkan dengan benda, peristiwa, dan keadaan yang dialam penyair dengan menggunakan kata-kata yang khas agar dapat memberikan gambaran secara lebih nyata, baik hal yang bersifat Kebendaan, metaforik, maupun kejiwaan. Imaji atau citraa dalam puisi dapat memberikan gambaran kepada pembaca sehingga ia seolah-olah mendengar, melihat, merasakan, mencium, mempunyai pemikiran, meraba, dan mengalami seperti hal yang dialami penyair.
Dalam puisi memang diperlukan kekonkritan gambaran. Oleh karena itu, ide-ide abstrak yang tidak bisa ditangkap dengan alat-alat Keindraan, diberi gambaran atau dihadirkan dalam gambar-gambar indraan. Diharapkan ide yang semula abstrak dapat ditangkap atau seolah-olah dilihat, didengarkan, dicium, diraba, atau dipikirkan. Atas dasar hal terse but, citraan dapat dibedakan atas tujuh (7) macam, yaitu:
1. Citraan Penglihatan
Citraan ini dihasilkan dengan memberi rangsangan indra penglihatan sehingga hal-hal yang tidak terlihat menjadi seolah-olah kelihatan.
2. Citraan Pendengaran
Citraan ini dihasilkan dengan menyebutkan atau menguraikan bunyi suara atau anomatope dan persajakan berturut-turut sehingga hal-hal yang tidak terdengar menjadi seolah-olah terdengar.
3. Citraan Penciuman
Citraan ini dihasilkan dengan menyebutkan atau menguraikan bau atau aroma sehingga hal-hal yang tidak tercium baunya menjadi seolah-olah tercium.
4. Citraan Perasaan
citraan ini dihasilkan dengan menyebutkan atau menguraikan isi atau suasana hati sehingga seolah-olah pembaca ikut merasakan.
5. Citraan Rabaan
Citraan yang berupa rangsangan-rangsangan kepada sentuhan.
6. Citraan Pikiran/Intelektual
Citraan pikiran/intelektual adalah citraan yang dihasilkan asosiasi pikiran.
7. Citraan Gerak
Citraan ini dihasilkan dengan menghidupkan dan memvisualkan suatu hal yang tidak bergerak menjadi bergerak.
Contoh puisi
Angsa
Pahlawan Idolaku
Betapa karas perjuanganmu guru
Dengan pena kau tebas semua musuh
Hujan keringat tak pudarkan semangtmu
Kebodohan tak berkutik dibuatmu
Sungguh besar jasamu bagiku
Guru, engkau pahlawan idolaku
Karya : Merini Elzah (Singkawang, 2007)
Kebahagiaan
Jalan itu menuju bahagia dan sukses
Tidak selalu lurus
Ada bundaran bernama kegagalan
Ada tikungan bernama kebingungan
Tanjakan bernama teman
Lampu kuning, saudara
Lampu hijau, keluarga
Lampu Merah, musuh
Kita akan sesekali mogok
Dan ban kita kempes
Itulah kehidupan kita
Tetapi
Jika membawa
Ban Cadangan dan tekad
Maka
Apa yang kita cita-citakan
Dan yang kita impi-impikan
Akan tercapai
Selamat menuju kebahagian
Karya : Ambrosius (2007)
SEJENAK PENGORBANAN
Malaikat Maut
Mengungkapkan Isi Suatu Puisi yang Disampaikan secara Langsung ataupun melalui Rekaman
Anda telah belajar membaca puisi dan mengungkapkan isi puisi yang anda baca. Sekarang anda akan belajar mendengarkan dan menangkap isi puisi. Dengan mendengarkan puisi, anda akan mengetahui jenis-jenis puisi. Jenis puisi ada bermacam-macam, diantaranya :
1. Balada, yaitu puisi yang mengisahkan suatu cerita.
2. Elegi, yaitu puisi yang berisi ungkapan kesedihan seseorang.
3. Roman, yaitu puisi yang berisi ungkapan rasa cinta kasih kepada seorang kekasih.
4. Ode, yaitu Puisi tentang kepahlawanan.
5. Himne, yaitu puisi yang berisi pujian kepada Tuhan Yang Maha Esa.
6. Satire, yaitu puisi yang berisi sindiran terhadap suatu kebijakan.
Untuk mengetahui makna puisi, Anda harus memahami kata bermakna lambang dalam puisi. Kata-kata tersebut ada yang bermakna lugas, ada pula yang bermakna kias atau lambang.
Perhatikan Kutipan puisi berikut!
Selain kata bermakna lambang, untuk mengungkapkan isi puisi harus diketahui suasana yang tergambar dalam puisi, misalnya suasana kecewa, gelisah, haru, sepi, tenang, bimbang, dan sebagainya. Dengarkan pembacaan puisi berikut!

Contoh puisi
Angsa
Angsa itu datang di waktu malam
Tak ada yang tahu bagaimana ia terbang
Dari rembulan hinggap di wuwungan
Kau ceritakan : bulu-bulu yang seputih awan
Angsa itu datang diundang hujan
Wangi tanah dan harum mawar menjadi genderang
Mengiringi tarian yang panjang
Kau ceritakan: bulu-bulunya yang sehitam awam
Karya: Kusprihyanto Namma
Pahlawan Idolaku
Betapa karas perjuanganmu guru
Dengan pena kau tebas semua musuh
Hujan keringat tak pudarkan semangtmu
Kebodohan tak berkutik dibuatmu
Sungguh besar jasamu bagiku
Guru, engkau pahlawan idolaku
Karya : Merini Elzah (Singkawang, 2007)
Kebahagiaan
Jalan itu menuju bahagia dan sukses
Tidak selalu lurus
Ada bundaran bernama kegagalan
Ada tikungan bernama kebingungan
Tanjakan bernama teman
Lampu kuning, saudara
Lampu hijau, keluarga
Lampu Merah, musuh
Kita akan sesekali mogok
Dan ban kita kempes
Itulah kehidupan kita
Tetapi
Jika membawa
Ban Cadangan dan tekad
Maka
Apa yang kita cita-citakan
Dan yang kita impi-impikan
Akan tercapai
Selamat menuju kebahagian
Karya : Ambrosius (2007)
SEJENAK PENGORBANAN
Lihat dia sedang berjuang
Semua rasa ketakutan di dunia ini
Juga seperti ilusi yang lenyap Dari sisiku dan benak pikiranku
Dalam hati tidak membayang ketakutan
Hanya membayang semangat kepahlawan
Dan senyuman penuh harapan
Demi Negara
Darah merahnya tidak dia hiraukan
Demi Negara
Dia terpisah dari dunia fana
Demi Negara
Dia kehilangan hari mudanya
Kadang kala pengorbanan itu
Sumber kegundahan atau kebodohan
Tapi kadang kala
Juga mengutarakan perasaan yang tulus
karya : Ricky Tjhang
AKU
Aku tetaplah aku
Walaupun aku tampak ceria
Bukan jaminan bahwa hatiku takkan lesu
Karena aku seorang manusia biasa
Jalan hidupku sering berbelok-belok
Semua rasa ketakutan di dunia ini
Juga seperti ilusi yang lenyap Dari sisiku dan benak pikiranku
Dalam hati tidak membayang ketakutan
Hanya membayang semangat kepahlawan
Dan senyuman penuh harapan
Demi Negara
Darah merahnya tidak dia hiraukan
Demi Negara
Dia terpisah dari dunia fana
Demi Negara
Dia kehilangan hari mudanya
Kadang kala pengorbanan itu
Sumber kegundahan atau kebodohan
Tapi kadang kala
Juga mengutarakan perasaan yang tulus
karya : Ricky Tjhang
AKU
Aku tetaplah aku
Walaupun aku tampak ceria
Bukan jaminan bahwa hatiku takkan lesu
Karena aku seorang manusia biasa
Jalan hidupku sering berbelok-belok
Tanpa ada tujuan untuk dicapai
Meskipun aku mencoba untuk mengelak
Tapi tak pernah bisa aku lalui
Seperti setangkai bunga di jalan
Yang menjalani hidup tanpa tujuan
Inilah aku ya Tuhan
Hamba-Mu yang selalu mengikuti aliran
Jika aku ini dikasihi
Maka hatiku penuh bersuka
Namun
Apabila aku disakiti
Maka hatiku pastilah berduka
karya : Devi
AIR MATA BINTANG KUTUB UTARA
Bagi layang putus
Lenyap di antara lautan manusia
Akhirnya kehilangan juga wajahmu
Sebentar lagi meteor harapan kan muncul
Jika kenyataan dapat tercapai
Apakah cinta kita abadi?
Kedua bola matamu merah karena tangis
Janji yang basah kuyup
Tenggelam dalam hatiku
Kuangkat kepala
Kulihat cinta yang hilang
Seluruh semesta menangis
Esok mungkin tak sempat berubah
Tapi semakin hari semakin jauh
Air mata bintang kutub utara
Aku merindukanmu
Karya : Lievia Tresia
SANG PENEBUSsemilir angin di malam gelap
Memberi ciri kedatangan-Nya
Berjuta-juta bintang bertaburan
Seakan bersujud pada-Nya
Dia manusia biasa
Perlu makan
Perlu minum
Perlu menangis
Tapi benarkah
Dia sama dengan kita, Dengan manusia?
Samakah kita dengan-Nya?
Inikah yang disebut misteri?
Adakah balasan untuk-Nya?
Bagaimana kita terhadap sesama
Oh, Sang Penebus
Terangilah jalan kami
Dan alam karya-Mu
Sebagai tanda
Cinta kasih-Mu
Meskipun aku mencoba untuk mengelak
Tapi tak pernah bisa aku lalui
Seperti setangkai bunga di jalan
Yang menjalani hidup tanpa tujuan
Inilah aku ya Tuhan
Hamba-Mu yang selalu mengikuti aliran
Jika aku ini dikasihi
Maka hatiku penuh bersuka
Namun
Apabila aku disakiti
Maka hatiku pastilah berduka
karya : Devi
AIR MATA BINTANG KUTUB UTARA
Bagi layang putus
Lenyap di antara lautan manusia
Akhirnya kehilangan juga wajahmu
Sebentar lagi meteor harapan kan muncul
Jika kenyataan dapat tercapai
Apakah cinta kita abadi?
Kedua bola matamu merah karena tangis
Janji yang basah kuyup
Tenggelam dalam hatiku
Kuangkat kepala
Kulihat cinta yang hilang
Seluruh semesta menangis
Esok mungkin tak sempat berubah
Tapi semakin hari semakin jauh
Air mata bintang kutub utara
Aku merindukanmu
Karya : Lievia Tresia
SANG PENEBUSsemilir angin di malam gelap
Memberi ciri kedatangan-Nya
Berjuta-juta bintang bertaburan
Seakan bersujud pada-Nya
Dia manusia biasa
Perlu makan
Perlu minum
Perlu menangis
Tapi benarkah
Dia sama dengan kita, Dengan manusia?
Samakah kita dengan-Nya?
Inikah yang disebut misteri?
Adakah balasan untuk-Nya?
Bagaimana kita terhadap sesama
Oh, Sang Penebus
Terangilah jalan kami
Dan alam karya-Mu
Sebagai tanda
Cinta kasih-Mu
Karya Rinasari
Malaikat Maut
darah dan kekerasan
hitam dan merah
di mana malaikatku?
warna putih menghilang!
cahaya tak ada!
ke mana malaikatku?
dan waktu hancur
lebur dalam limbah industri
sedang apa malaikatku!
dia melayang-layang di atas
aku tahu!
dia menangis dan tertawa
di saat bersamaan
mengambil nyawa manusia
aku sakit melihatnya
melihat malaikatku
yang berubah
menjadi malaikat maut
karya Louis Angel
hitam dan merah
di mana malaikatku?
warna putih menghilang!
cahaya tak ada!
ke mana malaikatku?
dan waktu hancur
lebur dalam limbah industri
sedang apa malaikatku!
dia melayang-layang di atas
aku tahu!
dia menangis dan tertawa
di saat bersamaan
mengambil nyawa manusia
aku sakit melihatnya
melihat malaikatku
yang berubah
menjadi malaikat maut
karya Louis Angel
Mengungkapkan Isi Suatu Puisi yang Disampaikan secara Langsung ataupun melalui Rekaman
Anda telah belajar membaca puisi dan mengungkapkan isi puisi yang anda baca. Sekarang anda akan belajar mendengarkan dan menangkap isi puisi. Dengan mendengarkan puisi, anda akan mengetahui jenis-jenis puisi. Jenis puisi ada bermacam-macam, diantaranya :
1. Balada, yaitu puisi yang mengisahkan suatu cerita.
2. Elegi, yaitu puisi yang berisi ungkapan kesedihan seseorang.
3. Roman, yaitu puisi yang berisi ungkapan rasa cinta kasih kepada seorang kekasih.
4. Ode, yaitu Puisi tentang kepahlawanan.
5. Himne, yaitu puisi yang berisi pujian kepada Tuhan Yang Maha Esa.
6. Satire, yaitu puisi yang berisi sindiran terhadap suatu kebijakan.
Untuk mengetahui makna puisi, Anda harus memahami kata bermakna lambang dalam puisi. Kata-kata tersebut ada yang bermakna lugas, ada pula yang bermakna kias atau lambang.
Perhatikan Kutipan puisi berikut!
Selain kata bermakna lambang, untuk mengungkapkan isi puisi harus diketahui suasana yang tergambar dalam puisi, misalnya suasana kecewa, gelisah, haru, sepi, tenang, bimbang, dan sebagainya. Dengarkan pembacaan puisi berikut!